admin

Hukum Tidak Bisa Membaca Alquran

Tidak Bisa Membaca Alquran, Dosakah?

Alquran, merupakan salah satu kitab suci yang dianggap sebagai pedoman hidup sehari-hari bagi umat muslim. Selain itu, umat muslim juga diwajibkan untuk membaca serta memahami kandungan ayat-ayat suci Alquran. Meski demikian, ada beberapa orang yang masih mengalami kesulitan atau sama sekali tidak bisa membaca Alquran, baik karena masalah keterbatasan fisik atau keterbatasan dalam proses pembelajaran. Lantas, apa hukum bagi umat muslim yang tidak bisa membaca Alquran? Berikut Bumi Tauhid telah rangkumkan penjelasannya untuk Kamu dibawah ini: Hukum Tidak Bisa Membaca Alquran Mungkin sebagaian orang akan bertanya-tanya, apasih hukum bagi orang yang tidak bisa membaca Alquran dan tidak mempunyai keinginan untuk belajar membaca Alquran? Adakah dosa atau konsekuensi bagi orang-orang yang tidak bisa membaca ayat-ayat suci alquran? Jawabannya sangat sederhana yakni tidak ada hukuman atau dosa yang diterima bagi orang yang tidak mampu untuk membaca Alquran. Jawaban tersebut terkandung dalam Alquran Surat Al Maidah ayat 6, Allah SWT berfirman: “… Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Selain itu, hal tersebut tertuang juga dalam Hadits dari Abu Hurairah yang berisikan: “Allah tidak akan membebani hamba-Nya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, janganlah kalian memaksakan diri melebihi kemampuan kalian.” (HR. Bukhari) Artinya, Allah SWT tidak membebankan seseorang dengan apa yang melebihi kemampuannya, termasuk dalam hal membaca Alquran. Allah lebih mengutamakan kualitas hati dan amal seseorang umat muslim dibandingkan dengan kemampuan fisiknya dalam membaca Al Quran. Namun, bagi orang yang ingin meningkatkan kemampuan membaca Alquran, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan mempelajari ilmu tajwid dan mengikuti kelas belajar ngaji online. Nah, jika Anda ingin mulai untuk belajar membaca Alquran, Guru NgajiQu merupakan tempat yang sangat tepat. Lewat Guru NgajiQu, semua kalangan bisa belajar membaca alquran dengan guru yang bersanad dan dengan metode pembelajaran terbaru. Kesimpulan Jangan lupa juga, bahwa Alquran bukan hanya tentang kemampuan membaca, tetapi juga tentang memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, mempelajari tafsir Al-Quran dan hadits Nabi juga dapat membantu seseorang dalam memahami isi kitab suci ini. Dalam Islam, tindakan kita akan dinilai berdasarkan niat dan upaya yang kita lakukan. Jangan khawatir jika kita tidak mampu membaca Alquran dengan lancar, karena Allah SWT pasti akan memperhitungkan niat dan upaya yang kita lakukan untuk mempelajari dan memahami kitab suci ini. Selalu ingat, bahwa setiap upaya kecil yang kita lakukan untuk mempelajari Alquran pasti akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.

Tidak Bisa Membaca Alquran, Dosakah? Read More »

Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 50 dan 57

Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 50 وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ (Ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, lalu Kami menyelamatkanmu dan menenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedangkan kamu menyaksikan(-nya). Maurice Bucaille, seorang peneliti Prancis mengatakan bahwa mumi Fir’aun, yang dikirim Mesir ke Perancis, mati dalam keadaan tenggelam dan mengandung banyak garam di dalam tubuhnya. Jadi, ia tidak meninggal karena sakit atau terbunuh. Fakta bahwa Fir’aun ditenggelamkan ditulis Al-Quran pada 1.400 tahun silam. Sang peneliti kemudian mengikrarkan keislamannya. Bagi  Bucaille, tidak mungkin Muhammad ﷺ mengetahui secara detail kejadian ini. Pastilah yang menulis Al-Quran ini adalah yang mengetahui masa silam dengan detail; dan siapa lagi jika bukan Allah. Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 57 Hal lain terkait cotoh mukjizat Surah Al-Baqarah (2) dapat disimak juga dalam ayat 57. Dalam ayat tersebut, Allah berfirman: وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ ۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa.) Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri. Disebutkannya secara berurut antara lafal Manna (sejenis madu) dan Salwa (sejenis burung puyuh) dalam ayat ini sesungguhnya memiliki keunikan ilmiah yang sangat luar biasa jika manusia mampu mengungkapkannya. Ketika manusia belum mengerti fungsi gizi bagi tubuh, Allah dengan sangat bijaksana memperkenalkan dua jenis makanan ini yang begitu sangat kaya akan gizi dan manfaat bagi kesehatan manusia. Walaupun Dia tidak secara langsung menyebut kandungan gizi pada dua jenis makanan ini, penyebutannya dalam kitab-Nya sudah merupakan isyarat akan dua jenis makanan yang harus dikonsumsi manusia demi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Manna dan Salwa memiliki fungsi yang vital bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam Manna, terdapat karbohidrat nabati yang sangat tinggi, sedangkan di dalam Salwa terdapat protein hewani yang juga sangat berfaedah bagi tubuh manusia. Dua jenis kandungan gizi ini sangat dibutuhkan manusia untuk memproduksi kekuatan dan menambah stamina, di samping juga membentuk otot badan menjadi lebih berisi. Begitu juga jenis daging dalam Salwa. Daging Salwa adalah jenis daging yang sangat mudah dicerna oleh usus manusia, berbeda dengan jenis daging hewan lainnya yang terkadang sangat tebal dan keras daging burung ini sangatlah lunak dan empuk. Sementara, Manna juga sangat mudah dicerna tubuh manusia karena ia berbentuk cair dan manis. Manusia sangat membutuhkan jenis protein yang terdapat dalam minuman ini. Sebagaimana ilmu tafsir menyebutkan bahwa dengan Allah mencantumkan nama dua jenis makanan ini dalam Al-Quran maka itu sebuah pertanda akan urgensi, khasiat, dan keilmiahan keduanya yang tidak tertandingi. ilmu pengetahuan modern lalu membuktikan semua kebenaran Al-Quran ini dengan bahasa zamannya, yaitu bahasa ilmu pengetahuan modern, sehingga Al-Quran selalu sejalan dan senapas dengan ilmu pengetahuan modern sekalipun.[] Sumber : PSQ

Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 50 dan 57 Read More »

Hukum Tidak Bisa Membaca Alquran

Mengenal Istilah Asbabun Nuzul dalam Al-Quran

Persoalan mengenai apakah seluruh ayat Al-Quran memiliki asbabun nuzul atau tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi di antara para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Quran memiliki asbabun nuzul. Oleh sebab itu, ada ayat Al-Quran yang diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida’), dan sebagian lainnuya diturunkan dengan dilatarbelakamgi oleh sesuatu peristiwa (ghair ibtida’). Pendapat tersebut hampir menjadi kesepakatan para ulama. Macam-Macam Asbabun Nuzul Masih dalam artikel yang ditulis Pan Suaidi, terdapat dua macam asbabun nuzul, yaitu: 1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid, yakni beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat/wahyu. 2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid, yakni satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat. Arti Penting Asbabun Nuzul Asbab an-nuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan Al-Quran. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami riwayat asbab an-nuzul suatu ayat. Selain itu, asbabun nuzul pun merupakan salah satu jalan yang baik dalam rangka memahami Al-Quran. Selanjutnya, pemahaman asbab an-nuzul akan sangat membantu dalam memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat penting untuk menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang berbeda. Peluang terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika mengabaikan riwayat asbab an-nuzul. Lebih lanjut dikemukakan bahwa dalam kaitannya dengan kajian ilmu syariah, dapat ditegaskan bahwa pengetahuan tentang asbab an-nuzul berfungsi antara lain: 1. Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara tehadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin dan agama. 2. Mengetahui asbab an-nuzul membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat. 3. Pengetahuan asbab an-nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah (khusus as-sabab) sebab khusus. 4. Yang paling penting ialah asbab an-nuzul dapat membantu memahami apakah suatu ayat berlaku umum atau berlaku khusus, selanjutnya dalam hal apa ayat itu diterapkan 5. Pengetahuan tentang asbab an-nuzul akan mempermudah orang yang menghafal ayat-ayat Al-Quran serta            memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya. [] Sumber : PSQ

Mengenal Istilah Asbabun Nuzul dalam Al-Quran Read More »

Doakanlah Saudara Kita di Palestina

Sudahkah engkau mendoakan kaum muslimin di Gaza? Sudahkah mendoakan kehancuran bagi para penjajah Yahudi yang melampaui batas di kesendirianmu, sepertiga malam, antara adzan dan iqomah, dan di akhir hari Jum’at? Atau engkau termasuk orang-orang yang menampakkan bacaan qunut ketika shalat secara terang-terangan, namun di saat sendiri lisan terputus dari mendo’akan? Justru, engkau malah menuduh orang yang tidak melakukan qunut bahwa dia bersama Yahudi dan memusuhi kaum muslimin. Padahal dirinyalah yang selalu mendoakan pertolongan bagi kaum muslimin dan kebinasaan bagi orang-orang Yahudi ketika sendiri. Allah ﷻ berfirman: “Berdoalah kepada Robb kalian dengan penuh ketundukan dan secara lirih. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Al-Baghawiy رحمه الله تعالـﮯ berkata dalam tafsirnya: ▫️ (Berdoalah kalian dengan penuh ketundukan), yakni dengan merendahkan diri dengan sangat. ▫️(Secara lirih), yakni secara rahasia. “Antara berdoa secara lirih dan terang-terangan adalah tujuh puluh kali lipat. Kaum muslimin dahulu (para sahabat) bersungguh-sungguh dalam berdoa, namun tidak terdengar suara mereka. Doa mereka hanyalah bisik-bisik antara mereka dengan Allah.   Sumber : PSI

Doakanlah Saudara Kita di Palestina Read More »